Sunday 4 November 2012

Berikanku Cinta yang Kau Titipkan

"Tuhanku... Berikanku cinta yang Kau titipkan... Bukan cinta yang pernah kutanam"
Saya suka dengan pernyataan di atas. Entahlah, mengapa. Apa mungkin karena hal itu yang semestinya kita pinta? Karena memang benar adanya dengan nurani, yang selalu membenarkan setiap kebaikan yang dilakukan, dan pasti gundah dengan kesalahan atau kebatilan diri? 

Semestinya, saya lebih berhati-hati dengan hati. Ini terkait dengan cinta.
Antara cinta yang Allah titipkan, atau cinta yang pernah saya tanamkan. Ketika cinta yang tumbuh adalah yang Allah titipkan, maka ia akan tumbuh pada saat yang tepat. Ia tumbuh bersama pahala yang berdatangan karena setiap perilaku atasnya adalah perintahNya. Ia akan menumbuhkan tunas-tunas baru berkualitas, karena keberkahan perjalanan menumbuhkan cinta itu. Ia akan senantiasa kekal, karena ia nya diserahkan pada sang Penjaga yang tak pernah Tidur.. Dan cinta itu akan berakhir di surgaNya, dengan izin dan ridhaNya...
Lalu bagaimana dengan cinta yang sebaliknya? cinta yang saya tanam? Pasti saya menanamnya pada saat yang tidak tepat, pada saat saya belum siap menanggung setiap konsekuensi atasnya. Ia pun tertanam pada orang yang tidak tepat. Belum tentu ia terpilihkan untuk saya. Atau kalaupun ia terpilihkan untuk saya, keberkahan pertumbuhannya akan terhambat, terganggu, atau bahkan rusak. Jika bukan ia yang terpilihkan, pastinya akan merusak cinta yang faktanya saya dapati. Bulatan cinta saya akan tergores, atau retak di tepi. Pun jika itu tak terjadi, saya tak bisa menjamin, akan mampu merawat hati saya pada seorang yang telah membersamai, kala saya bertatap kembali dengan cinta yang pernah saya tumbuhkan. 

"Ya Allah... Berikanku cinta yang Kau titipkan, bukan cinta yang pernah ku tanam. "

Bisa saja kemudian Kau berikan saya cinta yang saya tanam, yang pastinya saya inginkan dan harapkan . Tapi saya tahu, itu tak akan seindah jika Kau beri saya cinta yang Kau titipkan. Maka, bersihkan hati ini atas cinta-cinta yang telah, pernah, atau mungkin sedang saya tanam pada seorang atau dua orang di sana. Sucikanlah hati ini... Jagalah hati ini... Agar ia (hati) senantiasa siap menerima kedatangan cinta yang Kau titipkan, kapanpun itu. Meski harus menanti tiba masa nya, atau justru terkaget atas hadirnya tiba-tiba. Ya, agar ia (hati) siap menempuh kehidupan bersama (hati) pemilik cinta yang Kau titipkan. Agar ia nya siap meraih hikmah dari setiap suka duka yang pastinya saya akan jalani bersama cintanya. Dan nantinya saya merengkuh cintaMu bersamanya, cinta yang Kau titipkan untuk saya...

(sebagaimana telah di-posting di primary blog Si Mbak : cahayaembunfajar.blogspot.com)

0 comments:

Post a Comment